Powered By Blogger

Jumat, 26 November 2010

Pengukuran Mengunakan AVO/ Multi Meter

Disini saya coba menguraikan cara pengukuran standart

Pertama alat yang saya gunakan cukup Multytester digital

Pengukuran JIka HP boros battery/nyedot battery

Pada dasarnya semua HP sama hanya saja nilai yang di hasilkan sedikit berbeda

Begini ..pertama kita akan mengukur HP dalam kondisi tanpa tegangan

setiap HP jika kita ukur menggunakan Multytester dengan posisi ukuran di lambang diode
langkah pertama yang kita lakukan adalah mengukur conector battery

Di conector battery ada conector tips untuk tegangan plus dan tegangan minus
Jika kita pasang kabel merah ( pada multytester) di hubungkan ke con batt yang mendapat
tegangan minus(-) dan kabel hitam di pasang pada con batt yang mendapat tegangan positif(+)
maka pada layar multytester akan bertuliskan nilai antara 0.268 - 0.357

Dan ketika kita balik kabel hitam di negatif dan kabel merah di positif maka nilai yang di hasilkan
akan kembali ke posisi stanby atau posisi semula ketika multytester tidak di hubungkan kemana mana
Ini menunjukan kalau HP dalam keadaan normal artinya tidak terjadi short...

Jika pada pengukuran terakhir tadi (kabel merah di conbatt plus dan hitam di minus) ada nilai sama seperti
yang pertama(kabel merah di negatif dan hitam di plus) yaitu 0.268 - 0.357 maka berarti pada komponen yang
mendapat tegangan plus ada yang rusak

Langkah awal yang di lakukan adalah tandai dulu( dengan menggunakan spidol)yang mendapat teganan plus tadi

Caranya adalah satu kabel di pasang di con batt plus dan satu lagi digunakan untuk mencari mana saja yang
dapat tegangan plus jika nilai di multytester bernilai 0 maka itulah komponen yang mendapat tegangan plus
Biasanya tegangan plus selalu berhubungan ke capacitor

Langkah mudahnya adalah tandai capacitor nya dulu ,karena sering terjadi kerusakan hanya dari capacitor saja
Kemudian angkat satu persatu capacitor yang sudah kita beri tanda tersebut sambil kita melakukan pengukuran
Jika di ukuran sudah seperti yang saya sebutkan di atas maka cukup mengganti capacitor yang rusak tadi
Karena capacitor berfungsi untuk menstabilkan tegangan
untuk mendeteksi HP insert simcard

Cara ini adalah untuk mendeteksi HP insert simcard

Langkah awal yang harus dilakukan adalah

Seperti biasa kabel merah pada multytester di negatif atau di ground kemudian kabel hitam di gunakan untuk mengukur pada konector simcard

Setiap conector simcard jika di ukur akan menghasilkan nilai antara 0.465 - 0,578 satu mendapat ground satu menghasilkan nilai 0.318 dan satu lagi kosong atau tidak terpakai


Untuk mendeteksi HP Buzzer ga bunyi
Buzzer malfunktion
Jika pada HP tidak bekerjanya dering coba lakukan cara seperti ini

Seperti tadi juga..kabel merah di pasang di ground dan yang hitam di conector tips buzzer nilai yang di hasilkan pada tiap tips adalah 0.389 -0.513 jadi jika salah satu tidak ada nilainya maka buzzer tidak akan bisa bekerja

Langkah awal adalah mengecheck jalur dari tips tersebut yang menuju IC buzzer jika jalur bagus berarti kerusakan dipastikan dari IC maka kita harus melakukan penggantian IC tersebut

Ada kalanya nilai yang tercantum sudah benar tapi buzzer tetap tidak bisa bekerja maka kemungkinan suply tegangan ke IC tersebut tidak ada , maka langkah yang di ambil adalah dengan me reball IC tersebut atau jika
ingin lebih yakin di ganti saja
Cara pengukuran tegangan pada ponsel
Alat-alat yang dibutuhkan :
1. Multitester Digital/Analog, lebih bagus Digital, karena hasilnya lebih akurat terbaca.
2. DC Power Supply, diatur Voltagenya antara 3,6V - 4,1 Volt.
3. Kabel jumper. (Utk PCB yg Connector Batterenya terpisah, maka kabel jumper hrs disolder ke PCB (Kutub Batt + dan -) baru dihubungkan ke Power Supply.

Persiapan Pengukuran :

1. Nyalakan Power Supply, atur tegangannya 3,6 s/d 4,1 V.
2. Solder 2 buah kbl jumper, satu kabel di Kutub + Batt (Boleh juga di C165), dan satu kabel lagi di kutub Batt - atau di GND mana saja. lalu kedua kabel tsb dihubungkan ke Power Supply
I. Pengukuran Tegangan pada Ponsel Nokia DCT3 (Ct : 8210/8250)

Tegangan penting yg harus diukur :

1. Power ON di Switch On/Off = 3,6V s/d 4,1 V
2. VBB = 2,8 V
3. VCore = 1,8 V
4. VCP = 4,8 V
5. VCOBBA = 2,8 V
6. VREF = 1,5 V
7. VXO = 2,8 V
8. PURX = 2,8 V

Power On : Tegangan dari batt --> CCONT -> Saklar.
VBB (Voltage BaseBand) = Teg. untuk bagian baseband spt IC UI, CPU, LCD, COBBA, IC Flash, dll
VCore = Tegangan Digital utk CPU sbg Processor.
VCP = Voltage Charge Pump, teg. untuk IC Regulator ke VCO & IC RF
VCOBBA = teg. Digital untuk IC Audio COBBA
VREF = Teg. referensi clock untuk IC RF HAGAR (sbg Frequency Synthetizer) dan untuk IC Audio COBBA (sbg Automatic Frequency Control) dlm mengatur RF Clock 26 Mhz.
VXO = Voltage Xtal Oscillator, tegangan utk IC Crystal 26 Mhz
PURX = Power Up Reset -> Signal Reset utk CPU dari CCONT utk mulai bekerja.


Langkah-langkah Pengukuran :

1. Setelah Persiapan Pengukuran sdh dilakukan, maka siapkan Multitester. (Bila ada yg belum mengerti cara penggunaan, bisa baca petunjuknya lebih lanjut di sini :
2. Putar Skala Multitester ke DC Volt 20

3. Tempel Kabel hitam ke Ground. Dan Kabel Merah ke kaki saklar On/Off +, (bagian bawah). Baca tegangannya, hrs menunjukkan angka >3,6V. Dan jika saklar ditekan hasilnya harus 0 V. Jika tdk ada teg. Power On, HP tdk bisa hidup, namun jika dicharge akan muncul gambar battere sdg dicharge, solusinya cek Ccont, R118(resistor Power On) dan jalur Power On (Batt --> Ccont kaki E4 --> Switch on/off.

4. Kabel merah pindah ke C152, tekan On/Off, maka hasil nya harus 2,8 VXO, Jika VXO tdk keluar, otomatis HP akan matot, karena Crystal tdk bekerja mengeluarkan frekuensi 26 Mhz utk IC RF, yg nantinya oleh HAGAR akan dibagi 2 menjadi 13 Mhz dan akan dikirim ke CPU, sebagai RF Clock. maka dari itu cek CCONT, jika VXO tdk muncul.

5. Kbl Merah ke C107, VBB = 2,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, cek CCONTnya.

6. Kbl merah ke C108, VCP = 5V, jika tdk keluar, HP akan No Signal, manual searching lsg No network dlm waktu singkat. Cek CCONT.

7. Kbl merah ke C140, VCore = 1,8V, jika tdk keluar, HP akan matot, karena CPU tdk akan bekerja, oleh karena itu cek CCONTnya. Bila Vcore <1,0V ada kemungkinan bisa dari CPU short, atau CCONT lemah. 8. Kbl merah ke C133, VCobba = 2,8 V, jika tdk keluar, HP akan muncul "Contact Service" dan di info di UFS COBBA s/n = 000000, karena Cobba tdk dpt bekerja akibat tdk ada tegangan. solusinya cek CCONT. 9. Kbl merah ke C106, VRef = 1,5V, jika tdk keluar, gejala pd HP No Network, karena teg. referensi utk IC HAGAR tdk ada. Solusinya cek CCONT. 10. Kbl Merah ke J227, PURX =2,8V (Joint 227 = sambungan ke kaki B13 CPU), Jika PURX tdk keluar, maka HP akan matot, karena CPU tdk mendapat Signal Power Up Reset dari CCONT. Setelah semua teg. keluar pertanda CCONT dalam hal ini berfungsi sbg Regulator (Pembagi tegangan) telah berfungsi dengan baik. Fungsi lainnya dari CCONT sbg Penguat frekuensi Sleep Clock dari 32 Khz crystal yg dpt diukur dgn Frequency Counter. Juga tugas lainnya sbg PWM (Power Management) pengontrol Charging, Tegangan SIM card, dll. METODE PENGUKURAN Untuk mengetahui jalur yang putus dari suatu rangkaian diperlukan suatu alat ukur yang disebut AVOMeter, dengan menggunakan AVOMeter kita dapat mengetahui baik tidaknya suatu jalur menggunakan fasilitas pengukuran Ohm “?”. Dalam penganalisaan jalur diperlukan sumber arus listrik yang akan diberikan kepada jalur tersebut. Perlu anda ketahui bahwa didalam AVOMeter sudah terdapat sumber arus yang berasal dari sebuah battery yang telah dipasang didalam AVOMeter, sehingga pada waktu pengukuran tegangan battrey ini akan mengalir pada rangkaian yang diukur, walaupun hanya dapat memberikan arus yang sangat rendah. Untuk menganalisa kerusakan jalur pada suatu rangkaian dapat dilakukan dengan dua cara, pertama pengukuran secara pararel dan pengukuran secara seri. Pada prinsipnya pengukuran tersebut sama saja, akan tetapi akan lebih akurat bila dilakukan dengan dua cara tersebut. Agar dapat lebih dipahami lagi ikuti keterangan dibawah ini: Teknik pengukuran paralel Pada prinsipnya pengukuran resistansi atau tahanan adalah mengukur besaran arus yang akan mengalir pada suatu rangkaian, maka bila disaat pengukuran terdapat suatu jalur yang tidak mempunyai nilai resistansi (Jarum AVO Meter tidak bergerak sedikitpun) atau short (Jarum AVO Meter bergerak penuh ke arah kanan / 0 ohm), besar kemungkinan tidak akan ada arus listrik yang dapat mengalir dari jalur tersebut. Akan tetapi bila terdapat nilai resistansi yang kecil (Jarum AVO Meter akan bergerak lebih jauh ke arah kanan) maka arus yang akan mengalir pada jalur tersebut sangat besar. Bila nilai resistansinya besar (Jarum AVO Meter hanya bergerak sedikit saja ke arah kanan) maka makin kecil arus yang akan mengalir pada rangkaian tersebut. Akan tetapi bila AVO-Meter tidak menunjukan nilai Resistansi (Jarum tidak bergerak sedikitpun) maka tidak terdapat arus yang mengalir pada jalur tersebut. Belum tentu bila dalam pengukuran tersebut tidak menujukan nilai resistansi maka dapat dipastikan jalurnya yang putus, bisa saja tidak terdapat arus yang disebabkan karena terdapat komponen yang bermasalah, mungkin rusak atau hubungannya tidak baik. Oleh karena itu cara pengukuran pararel dapat dilakukan juga untuk menganalisa kerusakan pada suatu komponen atau rangkaian. Teknik Pengukuran Seri Bila hasil pengukuran pararel menunjukan bahwa jalur tersebut tidak mempunyai arus, sebaiknya anda jangan dulu mengambil kepastian bahwa jalur tersebut putus, anda dapat meyakinkannya dengan cara pengukuran secara seri, cara ini membutuhkan skema diagram untuk mengetahui komponen yang akan dilalui oleh setiap jalurnya, pada prakteknya anda akan mengukur satu persatu disetiap komponen yang akan dilalui oleh jalur tersebut. Berbeda dengan metoda pengukuran pararel, dimana AVO-Meter akan menunjukan nilai resistansinya. Sedangkan metoda pengukuran seri dilakukan untuk mengetahui terhubung atau tidaknya suatu jalur. Bila hasil pengukuran menunjukan suatu nilai resistansi (tahanan) maka jalur tersebut tidak terhubung dengan baik, apalagi bila hasil pengukuran AVO-Meter tidak bergerak sedikitpun dipastikan jalur tersebut telah putus. Jalur tersebut normal bila jarum avometer menunjukan “0 Ohm” ( Jarum AVO-Meter bergerak penuh ke arah kanan) Cara Menganalisa kerusakan jalur Sebagai contoh kasus, disini saya akan mempraktekan cara menganalisa jalur SIM Card pada ponsel Nokia NGAGE QD, walaupun dalam praktek ini hanya diberikan contoh pada permasalahan SIMCard saja, akan tetapi bila anda telah benar-benar paham dengan yang akan dijelaskan ini maka akan mudah dalam penganalisaan jalur pada rangkaian yang lainnya. Pertama kali langkah yang harus dilakukan adalah mengukur nilai Resistansi disetiap jalur/pin out pada Konektor atau Interface SIMCard pada PWB Ponsel. Test Probe AVO-Meter dihubungkan secara pararel, hitam ke Ground sedangkan yang merah dihubungkan kesetiap jalur/pin out. 1. Setel AVOMeter pada kalibrasi OHM X1, karena pada setingan ini AVOMeter akan dapat memberikan arus yang cukup besar untuk mengalirkan arus listrik pada rangkaian yang akan kita ukur dan AVOMeter tidak akan terlalu peka dalam pengukurannya, terkecuali bila jarum petunjuk AVOMeter hanya bergerak sedikit saja, maka anda dapat menaikan kalibrasinya menjadi OHM X10 atau yang lebih diatasnya. 2. Hubungkan Testprobe yang berwarna hitam kepada Ground (Negatif) pada PWB Ponsel, selanjutnya Testprobe yang berwarna merah hubungkan kepada salah satu jalur SIMCard. Anda ukur satu persatu ke semua kaki-kaki konektor SIMCard. Bila disetiap kaki konektror tersebut terdapat nilai resistansi maka dapat dipastikan jalur tersebut adalah normal / tidak bermasalah. Disaat pengukuran akan ditemukan dari salah satu jalur tersebut, dimana AVOMeter menunjukan 0Ohm (jarum bergerak penuh / Short) ini bisa diartikan bahwa jalur tersebut terhubung langsung dengan Ground. Akan tetapi bila salah satu kaki konektor tersebut tidak memiliki nilai resistansi, kemungkinan besar jalur tersebut telah putus, untuk meyakinkan jalur tersebut putus atau memang jalur itu adalah jalur kosong atau jalur aktif, maka anda dapat melihatnya pada skema diagram. Jalur konektor SIM Card Pada “SIM READER” pin 6 (VPP), disana terlihat jelas bahwa jalur tersebut adalah jalur yang tidak digunakan, maka bila tidak terdapat nilai resistansi, keadaan tersebut adalah wajar. Pada pin 5 akan dihubungkan ke Ground, maka hal yang wajar bila hasil pengukuran jarum AVO-Meter akan bergerak secara penuh ke arah kanan. Menentukan antar blok yang bermasalah Bila hasil dari pengukuran diatas terdapat salah satu jalur yang putus maka selanjutnya anda tinggal mengetahui jalur alternatif yang akan dihubungkan. Langkah inilah yang cukup memusingkan karena kita harus betul-betul memahami hubungan antar sistemnya, misalkan saja untuk permasalahan SIM Card yang sedang kita bahas ini. Sebelum melakukan pengukuran, harus diketahui hubungan antar sistem yang berkaitan dengan jalur dari konektor SIM Card ini. Bila anda belum mengetahuinya, maka diperlukan skema diagram. Dari penjelasan skema diagram diatas, terlihat bahwa jalur dari konektor SIM Card akan diteruskan kepada EMI-Filter, selanjutnya diteruskan kepada UEM. Setelah kita mengetahui hubungan antar sistem tersebut, langkah pengukuran dapat dilakukan secara bertahap dari komponen ke komponen di setiap bloknya, agar jalur alternatif yang akan di Jumper adalah jalur aktif yang semestinya tersambung tanpa harus melewati suatu rangkaian yang aktif, misalkan melakukan jumper dari konektor SIM card langsung ke UPP tanpa melewati UEM sedangkan UEM berfungsi sebagai SIM Detektor dan SIM IF, maka hal ini adalah tindakan yang salah! Ponsel tidak akan dapat bekerja dengan baik. Yang akan menyulitkan adalah menentukan jalur dari komponen manakah jalur yang putus tersebut, apakah jalur dari konektor SIM Card kepada EMIF? atau justru yang putus adalah jalur EMIF kepada UEM?. Oleh karena itu cara pengukurannya harus secara sistematis dan berurutan berdasarkan Sistem didalamnya. Cara pengukurannya gunakan metoda pengukuran secara seri. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter Bertujuan untuk mengukur suatu obyek tegangan baik DC maupun AC 1. Pasang Kabel hitam ke COM (Ground), dan pasang Kabel Merah ke Lubang paling kanan (V/Ohm). 2. Tentukan object pengukuran, misalnya akan mengukur battere Nokia yg berkapasitas 3,7V. 3. Lihat skala pada Multitester pd bagian V (Volt) ada dua yaitu: DC Volt -- (Tegangan searah) : Tegangan Batere, Teg. Output IC Power, dsb (Terdapat Polaritas + dan -) AC Volt ~ (Tegangan Bolak Balik) : Tegangan PLN, dan sejenisnya. Umumnya yg digunakan dalam pengukuran arus lemah seperti pengukuran ponsel, dll dipilih yg DC Volt -- Setelah dipilih skala DC Volt, ada nilai2 yg tertera pada bagian DC Volt tsb. Contoh: 200mV artinya akan mengukur tegangan yg maximal 0,2 Volt 2V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 2 Volt 20V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 20 Volt 200V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 200V 750V artinya akan mengukur tegangan yg maximal 750V Gunakan skala yg tepat utk pengukuran, misal Battere 3,6 Volt gunakan skala pada 20V. Maka hasilnya akan akurat mis terbaca : 3,76 Volt. Jika menggunakan skala 2 V akan muncul angka 1 (pertanda overload/ melebihi skala) Jika menggunakan skala 200V akan terbaca hasilnya namun tdk akurat mis terbaca : 3,6V atau 3,7 V sja (1digit belakang koma) Jika menggunakan 750V bisa saja namun hasilnya kaan terbaca 3 atau 4 volt (Dibulatkan lsg tanpa koma) Setelah object pengukuran sdh ada, dan skala sdh dipilih yg tepat, maka lakukan pengukuran dgn menempelkan kbl merah ke positif battere dan kabel hitam ke negatif batere. Akan muncul hasil pengukurannya. Jika kabel terbalik hasilnya akan tetap muncul, namun ada tanda negatif didepan hasilnya. Beda dgn Multitester Analog. Jika kbl terbalik jarum akan mentok kekiri. NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze, dan bisa dicatat hasilnya. Menggunakan Multitester sebagai Volt Meter 1. Perhatikan Object yg akan diukur. (Resistor, hambatan jalur, dll) 2. Perhatikan skala Pengukuran pada Ohm Meter 200 artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200 Ohm 2K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 2000 Ohm (2KOhm) 20 K artinya akanmengukur hambatan yg nilainya max. 20.000 Ohm (20K Ohm) 200K artinya akan mengukur hambatan yg nilainya max. 200.000 Ohm (200K Ohm) 2M artinya akan menguur hambatan yg nilainya 2.000.000 Ohm (2000K Ohm atau 2 Mega Ohm) Bila tdk tau besaran nilai yg mau diukur, dianjurkan pilih skala tengah misalnya skala 20K. Lalu lakukan pengukuran. Jika hasilnya 1 (Overload) maka naikkan skala Jika hasilnya digit dibelakang koma kurang akurat, maka turunkan skala. Contoh pembacaan hasil : Pd skala 2K hasilnya 1,76 itu artinya hambatan yg terukur adalah 1,76 K Ohm Pd skala 2K hasilnya 0,378 itu artinya hambatan yg terukur adalah 0,378 K Ohm alias 378 Ohm. (KOhm ke Ohm dikali 1000) Pd skala 20K hasilnya 1 , artinya object yg mau diukur melebihi skala 20K,maka naikan skala menjadi 200K, hasilnya menjadi 38,78 itu artinya hambatan yg terukur adalah sebesar 38,78 KOhm Pada pengukuran tegangan PLN, maka skala dipindahkan ke bagian AC Volt (~) lalu skala ke 750 V. Colok kabel merah dan hitam ke masing2 lobang stop kontak, bolak balik boleh. Namun hati2 takut ada kabel yg terkelupas, bisa tersengat listrik. Hasil yg akan muncul mis: 216 artinya tegangan PLN tsb sebesar 216 Volt. Jika memakai skala 200, maka hasilnya akan 1 pertanda over load alias melebihi skala 200 Volt tsb. Menggunakan Multitester sebagai pengukur kapasitas Condensator Kondensator (Capasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad. Ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Kondensator kini juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", seperti bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador. * Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema elektronika. * Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering disebut kapasitor (capacitor). Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika. Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C). Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106 mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm². Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah: * 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad) * 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad) * 1 µF = 1.000 nF (nano Farad) * 1 nF = 1.000 pF (piko Farad) * 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad) Langkah pengukuran : 1. Pilih Skala bagian F dan pilih skala yg sesuai. 2. maka nilai yg tampil adalah nilai kapasitas kondensator tsb dgn satuan Farad atau Mikro Farad (10 pangkat -6) atau Nano Farad (10 pangkat -9) atau Piko Farad (10 pangkat -12) Farad. Menggunakan Multitester Digital sebagai Pengukur Jalur (Kontinuitas) 1. Pilih Skala Buzzer, yg ada icon Sound atau ada LED nya. Jika kabel tester Merah dan hitam ditempelkan lsg, maka Multitester akan berbunyi pertanda jalur OK. Tanpa hambatan (<50 Ohm). 2. Pilih object pengukuran. Misal akan mengukur jalur Power ON dari IC UEM kaki P7 ke Switch On off. Tempel salah satu kabel (bebas yg mana aja) ke kaki Switch ON Off, satu lagi ke kaki IC UEM P7 atau capasitor terdekatnya. Jika bunyi maka pertanda jalur bagus dan terhubung. Jika tdk bunyi, coba apakah sdh benar letak pengukurannya. Jika sdh, dipastikan jalur putus dan harus di jumper. Menggunakan Multitester Digital sebagai pengukur arus rangkaian 1. Pindahkan kabel merah ke 20A. Dan kabel hitam tetap di COM (ground). Dipilih lobang 20A karena akan mengukur arus yg > 0,2 A.

Misalnya akan mengukur arus pengisian battere. Salah satu cara antara lain salah satu kabel charger dipotong. Dan masing2 kabel ditempelkan ke kabel merah & kabel hitam Multitester. Lakukan pengukuran saat ponsel dicharger. Misalnya nilai yg tertera 0,725 berarti arus pengisian sebesar 0,725 A alais 725 mA.

Atau mencabut Sekring (Fuse) lalu tempelkan msg2 kbl ke msg kutub sekring pd PCB. Lalu ukur hasilnya.

Mengukur Batere Lithium Original atau Palsu.

1. Kabel Merah tetap di 20A, kbl hitam di GND.
2. Skala tetap di 20A
3. Tempel kabel Merah di + batere
4. Tempel kbl hitam di - batere
5. lihat hasil yg muncul :
Jika secara refleks, menunjuk ke angka tertentu dan kembali ke Nol, pertanda Batere Lithium asli.

Jika hasilnya menunjuk ke angka tertentu, dan stabil. Pertanda Batere Lithium palsu, dan cept2 cabut kbl dari Batere. Karena Batere akan menjadi panas.. karena didalamya tdk ada rangkaian IC Pengontrolnya.

Untuk Batere lithium asli, walaupun kbl ditempel terus ke batere, tdk masalah...

Makanya sering ponsel panas atau bahkan meledak saat dicharging. Karena menggunakan Batere Lithium palsu. Yg tdk ada rangkaian IC pengontrolnya. Sehingga saat batere Penuh. Sensor BTEMP tdk bekerja. Maka batere yg telah penuh tsb akan terus terisi sehingga menjadi panas panas dan akhirnya dpt mengakibatkan kerusakanpada ponsel, atau bahkan bisa saja batere menjadi kembung da dpt meledak. Click the image to open in full size.

Oleh karen itu gunakan selalu batere yg asli Lithium yg mengandung IC Pengontrol short Circuit didalamnya.

Deteksi Kerusakan dengan Power Supply


Power Supply berfungsi sebagai penyuplai arus saat baterai ponsel kosong sekaligus sebagai distributor tegangan ke semua rangkaian. Biasanya alat digunakan sebagai pengganti bateri ponsel pada waktu proses repair berlangsung.

Kegunaan lain dari power supply adalah sebagai alat pendeteksi kerusakan pada ponsel, dengan kata lain sebagai patokan kerusakan daripada komponen-komponen ponsel. Sebagai contoh, anda bisa lihat tabel berikut ini;

Teknik pendeteksian kerusakan ponsel dibawah menggunakan Power Supply Digital (PSD), dengan Cara: Hubungkan kabel merah (+) dari PSD ke connector (+) ponsel, kabel hitam (-) PSD pada connector (-) dan kabel biru PSD (BSI) ke connector baterai BSI (bersebelahan dengan jalur plus) kemudian tekan power On pada ponsel, lihat tegangan yang keluarkan dari PSD dan cocokkan dengan tabel tabel dibawah ini: